Jumat, 29 Agustus 2008

Cupcakes

Sebulan yang lalu aku dan keluarga jalan-jalan di sebuah Mal di Jakarta Pusat. Karin anak perempuanku tiba-tiba berhenti di sebuah boot yang menjual cupcakes. Bentuk dan warna-warnanya sangat menarik. Dia merengek minta dibelikan, selain dia sebenarnya akupun ingin juga mencobanya. Kami belilah 2 buah dengan hasil pilihan yang cukup lama karena semua kelihatan menarik.. mau dibeli semua busyet mahal sekali @Rp 15.000!

Dengan desain box packaging yang bagus Karin senang menenteng cupcakesnya, "Ade ga mau makan sekarang..sayang ah!",katanya.
Tapi di mobil dalam perjalanan pulang dia sudah tidak tahan, akhirnya kami nikmati juga 2 buah cupcakes itu.

Merasa tidak puas Karin ribut setiap hari minta dibuatkan cupcakes...Alamak macam mana pula ini! Aku belum pernah buat cupcakes walaupun punya cetakannya (yang kubeli dari acara diskon di supermarket he3..)

Aku buka-buka buku catatan ada resep cake dari ibuku dan kurasa bisa kupakai.
Adonan sedang di dalam oven dan sedang mengembang bagus, telpon mendering. "Lagi ngapain,win?" suara ibuku. Wah pas nih..aku mau sok pamer. "Buat cupcakes pakai resep cake mamah!" ...Suara ibuku kembali terdengar, "Oh..ditambahin ga terigunya 1 sendok makan, karena kalau ga nanti bagian tengahnya bakal turun!"

What!!! Nasi sudah jadi bubur..eh adonan sudah jadi kue!!!

Aku dan anakku duduk di depan oven menyaksikan kue yang mulai berwarna coklat dengan bagian tengahnya yang tadi membumbung mulai melempes,sambil menghibur diri ga pa pa deh tengahnya turun.. "Kan baru pertama kali bikin mah!" kata Karin,aku hanya tersenyum.

Ibuku sempat kasih resep praktis untuk hiasan atas cupcakes sebelum tutup telpon , hanya kocok margarin dan gula halus dengan perbandingan yang sama..Pesannya,"Kalau ga suka buang aja waktu makannya nanti!" (habis kalian ga punya bahan-bahan lainnya sih!!!).

Saat menghias dengan Icing Sugar ala kadar, kami berdua sibuk ingin buat bentuk ini dan itu. Karin mengeluarkan simpanan coklat dan permennya, untuk tambahan hiasan cupcakes-nya.
Kami berdua sangat puas dengan hasilnya, apalagi setelah suamiku dan anak lelakiku mencicipi dan memuji.. "Eunak Tenan!"

ps: Keesokan paginya cupcakes sisa kami bawa untuk bekal piknik ke puncak!

Rabu, 20 Agustus 2008

17-an....Merdeka !!!

Setiap tahun warga kompleks tempat tinggalku selalu merayakan Hari Kemerdekaan dengan mengadakan perlombaan-perlombaaan yang selalu dinantikan oleh anak-anak.
Anak-anakku tidak pernah mau diajak jalan-jalan setiap tanggal 17 Agustus, padahal tahun ini waktunya long week end, sepertinya mereka tidak mau ketinggalan acara perlombaan dan kumpul-kumpul dengan teman-teman mereka.


Anak perempuanku adalah makhluk lucu yang paling heboh, dia selalu ingin mengikuti semua perlombaan yang ada, lomba bawa kelereng, lomba makan kerupuk dll. Untung di kompleks tidak ada lomba panjat pinang...tidak kebayang kalau dia mau ikutan juga hahaha....
Tahun ini sepeda yang sudah dia hias dari 3 hari sebelumnya malu untuk dia goes karena ternyata anak perempuanku peserta yang paling besar diantara semua peserta, dengan muka sedih dia relakan sepeda hiasnya dibawakan oleh sepupunya, dari pada sia-sia hasil karyanya kalau tidak ikutan lomba ;)


Panasnya cuaca tidak pernah menyurutkan kegembiraan mereka, padahal perlombaan diadakan dari siang sampai sore hari. Sometime kalah menangpun tidak jadi masalah...tertawa ceria itulah yang mereka lakukan.


Sedangkan anak laki-lakiku agak pilih-pilih lomba yang mau dia ikuti, lomba makan kerupuk adalah favorit-nya dengan teori-teori baru seperti "Ulurkan lidah biar gampang untuk menggigit, lalu tarik krupuk dengan sekencang-kencangnya sampai melepehkan krupuk biar cepat habis dan tidak batuk" kata-nya. Tahun ini dia mendapat juara II...yeah, no problemo... lumayan dapat krupuk gratis...


Malam harinya, warga gathering di taman kompleks selain acara pembagian hadiah perlombaan dan berdoa bersama...acara makan-makan adalah acara seru yang ditunggu-tunggu. Sumbangan dana warga tahun ini lumayan banyak selain bisa untuk hadiah dan sewa tenda ternyata panitia bisa menyediakan kambing guling dan sate ayam yang lumayan banyak. Sudah menjadi tradisi tahunan para ibu akan membawa makanan untuk dinikmati bersama-sama. Tahun ini dan seperti tahun-tahun sebelumnya menjadi tradisiku juga membuat..."Caserole Roti" lapisan putih roti dan lapisan merah saos tomat melambangkan bendera merah putih kita...MERDEKA!


PS: Resep Caserole Roti
Bahan :
Roti Tawar 12 lembar

Telur 3 butir
Susu 75 cc
Keju parut
Garam

Saos :
Bawang Bombay 1 buah

Tomat 3 buah
Pasta tomat 2 sm
Minyak makan 2 sm
Garam,Merica, Origano secukupnya

  • Tumis bawang bombay, masukan tomat,pasta tomat,garam,merica. Beri sedikit air, masak sampai agak kental, tambahkan origano.
  • Kocok telur, susu dan garam.
  • Celup roti diadonan telur, susun di pirex yang telah dioles margarin, olesi saos tomat , dan ulangi lagi sampai menjadi 3 lapis, terakhir taburi keju parut.
  • Panggang 35 menit panas 180 derajat.

Jumat, 08 Agustus 2008

What They Want to Be.

Kemarin si bungsu-ku minta diajari menjahit pakai mesin jahit. Aku jadi ingat waktu kecil kira-kira kelas 5 pun aku mulai coba-coba mesin jahit kuno ibu-ku yang digoes, aku sering membuat jarum-nya patah karena mesinnya sering salah mutar, jalannya kebelakang..hahaha


Hanya sekali diberitahu si bungsu-ku langsung bisa, dan langsung berkreasi membuat sarung handphone-nya. Koleksi kain Quilting-ku pun jadi sasarannya, karena si bungsu-ku tidak puas hanya membuat satu buah sarung...belum lagi ada yang salah gunting, salah ukuran bahkan salah jahit. Tapi demi kreativitas anak, akupun membiarkannya. Siapa tahu kelak si bungsu-ku bakal jadi designer terkenal, Amin.

Aku jadi ingat 2 hari yang lalu, aku mengunjungi teman-temanku di kantor tempatku bekerja dulu. Bernostalgia "makan siang" di kantin kantor dengan teman-temanku mengasikkan juga. Sewaktu kembali ke kantor di lantai 12, di dalam lift ada bapak-bapak asik berbicara, rada keras juga sih tapi tidak mengganggu karena pembicaraannya menarik juga untuk didengar. "Yah,menurut saya kalo anak punya bakat...biarin aja, jaman sekarang mah jadi penyanyi lebih bagus penghasilannya daripada kerja kantoran!" katanya. "Wah..saya setuju itu bidang entertaiment lebih bagus!", bapak yang berkemeja kotak-kotak dengan dasi biru ikut angkat bicara. Temannya yang dua orang lagi hanya mengangguk-anggukkan kepala mereka tanda setuju.
Kemudian bapak yang berbicara pertama kali tadi yang kelihatan lebih tua diantara mereka, mengatakan:"Nanti kalo anak saya mau memilih bidang yang dia sukai saya akan biarkan saja, saya akan dukung dia, kalo pun dia pilih tidak mau kuliah yah..biarkan saja".
Tidak mau kalah salahsatu dari bapak yang mengangguk-angguk tadi mengatakan:"Kalau anak kuliah itu kan butuh biaya, selesai kuliah harus cari kerja dulu untuk cari uang. Anak yang tidak mau kuliah tapi mau kerja dengan bakat yang dia punya, ya jelas untuk cari uang juga, jadi saya setu..."cling" (bell lift berbunyi),...ju!
Aku harus turun dilantai 12, sambil melangkah keluar lift aku tersenyum-senyum berterimakasih dalam hati...pembicaraan mereka memberi masukan baru untukku. Thank's guys!!!


Seminggu yang lalu, aku dan adik perempuan-ku sibuk memegang buku Safir Senduk tentang perencanaan biaya pendidikkan anak sampai mereka kuliah nanti. Kami coba menghitung sampai keluar biaya yang harus disisihkan setiap bulannya...ck ck ck! Padahal sudah ditambah tabungan yang ada dan asuransi yang nanti bakal keluar tetap saja biayanya besar...stress juga mikirinnya!

Tadi pagi ibuku menelpon, seperti biasa bertanya aku lagi ngapain? Masak apa hari ini? Anak-anak gimana? Perhatian yang tidak pernah lepas dari beliau ;)
Aku pun langsung bercerita apa saja yang aku lakukan seminggu ini, tentang anakku yang sudah bisa menjahit, tentang aku dan adikku yang berhitung-hitung dan tentang cerita bapak-bapak di lift...Sebelum menutup telpon beliau berkata: " Menabung itu perlu tapi tidak perlu terlalu memaksa diri, anak-anak perlu sekolah tapi tidak perlu memaksakan yang diluar kemampuan kita dan mereka, yang penting jangan memaksa kehendak kita pada mereka"

Malam ini sepertinya aku akan mimpi indah, beban pikiranku semakin meringan bahkan tidak menjadi beban lagi...Aku akan bermimpi anak-anakku selalu bahagia dengan apapun pilihan mereka...dan mimpiku akan jadi kenyataan, Amin.