Selasa, 21 September 2010

Profil: Bu Suminten Penjual Sate Keliling

Jalan-jalan santai disekitar jl. Braga, adalah pilihan tepat saat kota Bandung dipenuhi kemacetan dimana-mana. Walaupun pertokoan masih tutup karena liburan Lebaran tapi aku menikmati suasana jalanan yang bersih dan rapi sambil melihat-lihat detail banguan-bangunan tua disepanjang jl. Braga.

Di pertengahan jl. Braga seorang penjual sate menarik perhatianku. Seorang ibu setengah baya berkain batik dan berkebaya berdandan rapi, mengayunkan kipas bambu dengan irama teratur membuat kepulan asap putih  menebarkan wangi sate yang sedang dibakar,  membuatku ingin berhenti untuk mencicipi rasa satenya. Sambil menunggu pesanan sate dibuat, kusapa beliau sambil membuka obrolan singkat.

Suminten, begitu beliau menyebut namanya ketika kutanya. 
Bu Suminten adalah penjual sate keliling disekitar jl. Braga-Bandung semenjak tahun 1975. Berasal dari daerah Solo, mencari nafkah bersama suami yang juga berasal dari Jawa, mereka membesarkan anak-anak di kota Bandung

Selama 35 tahun dan hampir setiap hari sekitar jam 4 sore beliau menjajakan sate. Bu Suminten memiliki pelanggan tetap yang rutin membeli satenya, sehingga bu Suminten selalu berusaha mempertahankan mutu dan rasa satenya agar tidak ditinggal "kabur" pelanggannya.

Punya pikiran yang sederhana, bu Suminten tidak "ngoyo" mencari keuntungan besar dan memforsir tenaga, jadi setiap hari hanya menyediakan 4 kg daging dan selalu menggunakan jumlah bumbu yang sama sehingga rasa tetap terjaga dari dulu hingga sekarang.

Selama bu Suminten berjualan keliling belum pernah diusir atau dikejar-kejar petugas penertiban kota, dan bu Suminten sangat bersyukur akan hal itu karena banyak pedagang-pedagang lain terutama yang menggunakan gerobak sering dinaikkan ke mobil patroli. Dengan modal bakul gendong yang berisi bahan-bahan dagangan yang selalu dibatasi jumlahnya dan kaleng bakaran sate yang mudah ditenteng bu Suminten selalu menjaga kebersihan tempat beliau mampir dan selalu membawa pulang sampah daganganya.


                             click here for   Full Version Video

Dengan wadah "pincuk" daun pisang, sate disajikan dengan harga Rp 7.000 per porsi dan Rp 7.500 dengan lontong.  Selain wangi sate yang menggugah selera tuangan bumbu kacang yang banyak diatasnya (dengan rasa pedas dan manis nya yang pas) sate bu Suminten terlihat menggiurkan sekali.

Bu Suminten yang berdandan rapi, ramah dan sopan dalam bertutur membuat obrolan kami tidak terasa sampai dipenghujung dan 2 porsi sate sudah habis kami nikmati. Anakku mengatakan kalau sate bu Suminten menjadi salah satu makanan favorite yang wajib dicari kalau kami berkunjung ke Bandung lagi.

Sedikit promosi: Jika anda sedang berada di jl. Braga-Bandung dan nongkrong dipinggir jalan tidak menjadi masalah cobalah Sate bu Suminten ini!