Warung kopi-ku mendapat kiriman paket dari Banda Aceh dua hari yang lalu. Seorang teman baik yang mengetahui aku suka minum kopi, berbaik hati menerbangkan 1 kg kopi Ulee Kareng yang katanya sangat terkenal di Banda Aceh dan 2 bungkus besar keripik pisang asli dari Bireuen untuk teman minum kopi. Waktu kubuka bungkus kopinya, aroma segar hasil panggangan kopi yg pas semerbak tercium.. hmmmm!
Katanya sih di Aceh telah menjadi tradisi bagi kaum prianya untuk menikmati kopi di warung-warung. Kaum perempuan jarang bahkan hampir tidak ada yang nongkrong di warung kopi. Warung kopi tidak hanya sebagai tempat untuk menikmati secangkir kopi dan kue-kue, namun ia berkembang dengan fungsinya yang lebih luas sebagai wadah fungsi sosial, politik dan ekonomi. Mereka membicarakan bagaimana memperkuat ikatan solidaritas antar kelompok atau antar sahabat, berdiskusi isu-isu politik dan pemerintahan baik tingkat lokal, nasional maupun internasional, dan juga sebagai tempat pertemuan dan lobi-lobi bisnis.
Aku jadi ingat sewaktu aku ngopi di salahsatu warung kopi di Belitong, disana juga jarang kita jumpai kaum perempuan duduk ngopi di warung kopi. Ada untungnya juga aku hidup di ibukota bisa ngopi di gerai-gerai kopi sambil ngobrol ngalor ngidul :)
Hari ini warung kopiku lagi sepi pelanggan, karena suamiku sedang pergi kerja dan aku... perutku sedang bermasalah alias sakit... hiks!
Tapi untung dua hari yang lalu, sempat kucoba hasil seduhan kopi Ulee Kareng yang lezat itu pas kiriman paket baru datang.