Sabtu, 11 Desember 2010

Jus Sawi

Awalnya sewaktu sahabatku memberi resep ini, agak ragu apa iya sawi caisim enak dibuat jus. Tapi ternyata benar kata sahabatku, jus ini benar-benar segar. Dan yang paling penting anak-anakku suka.. dan sayur segar pun dengan mudahnya mereka konsumsi tanpa susah disuruh minum. :)

Source : Wendy Jacub

Untuk 1 gelas
Bahan :
1 lembar Sawi Caisim, cuci bersih dan buang tongkolnya.
1 potong Nenas, (1/8 buah) buang tongkolnya.
1 buah Jeruk Nipis, peras ambil airnya.
1 sm Gula Pasir, atau sesuai selera.
Garam, sedikit saja.
1/2 gelas Air Putih.
Es, secukupnya.

Cara
Blender semua bahan, saring dan sajikan segera.


Selasa, 07 Desember 2010

Kopi Aceh - Ulee Kareng

Warung kopi-ku mendapat kiriman paket dari Banda Aceh dua hari yang lalu. Seorang teman baik yang mengetahui aku suka minum kopi, berbaik hati menerbangkan 1 kg kopi Ulee Kareng yang katanya sangat terkenal di Banda Aceh dan 2 bungkus besar keripik pisang asli dari Bireuen untuk teman minum kopi. Waktu kubuka bungkus kopinya, aroma segar hasil panggangan kopi yg pas semerbak tercium.. hmmmm!


Katanya sih di Aceh telah menjadi tradisi bagi kaum prianya untuk menikmati kopi di warung-warung.  Kaum perempuan jarang bahkan hampir tidak ada yang nongkrong di warung kopi. Warung kopi tidak hanya sebagai tempat untuk menikmati secangkir kopi dan kue-kue, namun ia berkembang dengan fungsinya yang lebih luas sebagai wadah fungsi sosial, politik dan ekonomi. Mereka membicarakan bagaimana memperkuat ikatan solidaritas antar kelompok atau antar sahabat, berdiskusi isu-isu politik dan pemerintahan baik tingkat lokal, nasional maupun internasional, dan juga sebagai tempat pertemuan dan lobi-lobi bisnis.

Aku jadi ingat sewaktu aku ngopi di salahsatu warung kopi di Belitong, disana juga jarang kita jumpai kaum perempuan duduk ngopi di warung kopi. Ada untungnya juga aku hidup di ibukota bisa ngopi di gerai-gerai kopi sambil ngobrol ngalor ngidul :)

Hari ini warung kopiku lagi sepi pelanggan, karena suamiku sedang  pergi kerja dan aku... perutku sedang bermasalah alias sakit... hiks!
Tapi untung dua hari yang lalu, sempat kucoba hasil seduhan kopi Ulee Kareng yang lezat itu pas kiriman paket baru datang.

Sabtu, 20 November 2010

Kopi Tubruk dan Padang Bulan

Membaca buku dwilogi: "Padang Bulan" dan "Cinta di Dalam Gelas" karya Andrea Hirata membuatku meneteskan air mata pada lembar-lembar pertama bacaanku. Cerita dimulai tentang kesedihan Syalimah yang ditinggal mati suaminya.. aku kutib beberapa baris kalimat yang menggambarkan suasana kesedihan Syalimah.

Subuh esoknya, Syalimah lekas-lekas bangun mendengar panggilan azan. Ia ke dapur dan menanggar air. Ketika meniup siong untuk menghidupkan kayu bakar, ia tersentak karena sebuah kesenyapan. Ia baru sadar, untuk siapa ia menyeduh kopi? Ia bangkit da beranjak menjauhi tungku tanpa merasakan kakinya menginjak lantai. Suara suami-nya mengaji Alquran saban subuh telah menemaninya menghidupkan api dapur selama berbelas tahun. Syalimah duduk termangu, berkali-kali ia mengusap air matanya.  

Dan kemudian dilembar-lembar berikutnya banyak cerita-cerita lucu yang membuatku tersenyum bahkan tertawa sendiri, bagaimana Ikal disindir pamannya karena bekerja sebagai pelayan warung kopi milik pamannya, dan bagaimana Ikal berusaha membesarkan hatinya:

Jika warung kopi sedang sepi, sering aku melamun. Kunilai-nilai, sesungguhnya, serendah apa pun sebuah profesi, selalu bisa dilihat satu segi megah dari profesi itu. 

Dan ketika ia tidak menemukan letak megahnya profesinya, Ikal pun mengumpat:

Namun, dilihat dari segi mana pun, tak ada keagungan apa pun bagi seorang pelayan warung kopi. Pelayan warung kopi adalah jongos, kacung! 

Lalu kembali Ikal membesarkan hatinya :

Aku, hanya perlu menjadi seorang pelayan warung kopi, demi seseorang yang paling kuinginkan di muka bumi ini melebihi apa pun. Maka, pengorbananku belumlah seberapa dan aku tetap menjadi pahlawan bagi cinta pertamaku. Semua itu membuatku tidur dengan nyenyak, lalu bangun dalam keadaan tersenyum. Jika aku tidur dalam keadaaan tersenyum, aku bangun dalam keadaan tertawa.

. . . bacaanpun aku lanjutkan, ditemani wangi kopi yang telah kuseduh sendiri karena aku adalah pelayan dan pelanggan warung kopiku sendiri. Secangkir kecil kopi tumbruk dan sepotong baruassa kenari  (kue khas Makassar) menemani bacaan "Padang Bulan"-ku. Dan sebaris kalimat yg ada di hal.27 menggambarkan nikmatnya hirupan kopiku... 

"Saban sore, selama musim hujan, seseorang memindahkan surga dari langit ke kampung kami"

Jumat, 19 November 2010

DAPUR KARIN: Penne Carbonara

Habis main piano biasanya ade suka pengen makan yang asin-asin dan creamy-creamy gitu deh.. Mamah kasih resep praktis dengan bahan-bahan yang selalu tersedia di dapur. Masaknya gampang ga perlu potong-potong pake pisau, karena ade dan mas ga suka pake bawang-bawangan... dan smoke beef-nya ade gunting-gunting aja!

Bahan :
250 gr Penne Pasta (pake pasta apa aja juga boleh koq!)
500 ml Susu Cair, (2 kotak susu)
50 gr Keju Parut
2 sm Terigu
2 sm Butter (Margarin juga boleh)
3 lembar Smoke Beef, potong2 sesuai selera.
Garam dan Merica, secukupnya.

Cara :
Rebus pasta dipanci yg banyak airnya, kasih sedikit garam dan minyak sayur/olive oil, masak dan tiriskan.
Panaskan butter sampai cair
Masukkan smoke beef, masak sebentar.
Masukkan terigu, aduk-aduk.
Tuang susu pelan-pelan sambil diaduk terus, sampai saus kental.
Tambahkan garam dan merica.
Masukkan pasta, aduk rata.
Dan sajikan.

Selesai makan ade lanjutin main pianonya lagi deh! :).

Rabu, 17 November 2010

Hidangan Idul Adha 1431H

Dan Ibrahim berkata:”Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. 
Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” 
Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. 
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). 
Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (QS. 37:99-108)

Dalam kehidupan ini semoga kita dapat meneladani KESABARAN Nabi Ibrahim AS dan KEIKHLASAN Nabi Ismail AS, amin.

Hari Raya Idul Adha kali ini, kami rayakan di rumah.. hanya berempat saja, karena nenek, enin dan aki-nya anak-anak sedang tidak ada ditempat, beliau-beliau sedang merayakan Hari Raya Qurban ditempat saudara.

Menu hidangan Hari Raya tahun ini non daging/ayam. Kebetulan di supermarket ada pakis/paku.. Ketupat Gulai Pakis dan Jus Timun tersaji dimeja pagi ini.

Gulai Pakis
Bahan :
500 gr Daun Pakis muda , siangi
1 liter Santan
500 gram Udang, kupas
1 batang Serai, memarkan
2 cm Lengkuas, memarkan
1 lembar Daun kunyit 
2 buah Asam Kandis
Haluskan
10 buah Cabe Merah (sebenarnya pakai cabe rawit lebih enak lho!)
10 butir Bawang Merah
3 siung Bawang Putih
2 cm Kunyit
2 cm Jahe
garam secukupnya

Cara :
Cuci daun pakis yang sudah disiangi, tiriskan.
Campur santan dengan bumbu halus, serai, lengkuas, daun kunyit dan asam kandis masak hingga harum.
Masukkan udang, masak hingga berubah warna dan matang, masak terus sambil diaduk hingga mendidih.
Masukkan daun pakis, masak hingga bumbu meresap dan kuah agak mengental, angkat. Sajikan.

Jus Timun
Blender:
1-2 bh Timun Jepang, potong dadu
3 gelas Air Dingin
4 sm Gula Pasir
sedikit Garam
Saring dan tambahkan,
2 sm Air Jeruk Nipis
2 bh Jeruk Limo (untuk aroma)
Es Batu, secukupnya.


Rabu, 10 November 2010

Tumis Daging Siang Malam

Permintaan penghuni rumah yang tidak mau disajikan menu yang sama untuk makan siang dan makan malam membuatku harus berpikir supaya tidak banyak pekerjaan yang harus aku lakukan.. capek deh kudu ngupas-ngupas bawang, nguleg-nguleg bumbu dan nyuci-nyuci perabot dapur double double siang  dan malam !  

Dengan tumisan daging giling ini jadilah menu makan siang Cah Buncis Daging Giling dan untuk makan malam Spaghetti Bolognese Sauce ..and mission accomplished !

Bahan :
250 gr Daging Giling
1 buah Bawang Bombay, cincang halus.
1 siung Bawang Putih, cincang halus.
1 sm Minyak Sayur
Garam dan Merica, sesuai selera.

Cara :
Tumis bawang bombay dan bawang putih hingga wangi.
Masukkan daging giling, masak hingga berubah warna tambahkan garam, merica dan sedikit air.
Masak sebentar dan angkat.

Note: Bagi tumis daging menjadi dua bagian, tapi yang untuk saus spaghetti aku sisihkan lebih banyak dan simpan di kulkas untuk dimasak nanti malam.

Menu makan siang 
Cah Buncis Daging Giling
Bahan :
Tumisan Daging Giling
250 gr Baby Buncis 
1 siung Bawang Putih, iris.
3 buah Cabe Merah, iris.
1 sm Saus Tiram
1 sm Minyak Sayur
Garam 
Gula pasir, sedikit.

Cara :
Rebus buncis dalam air mendidih, hanya sebentar saja sampai warna hijau buncis terlihat lebih tua dan mengkilat, sisihkan.
Tumis bawang putih dan cabe, masukkan tumisan daging giling, tambahkan saus tiram, garam dan gula. Lalu beri sedikit air dan masukkan buncis, aduk-aduk sebentar dan angkat.
Sajikan dengan nasi hangat.

Menu makan malam 
Spaghetti Bolognese Sauce
Bahan:
Spaghetti, rebus dan sisihkan.
Keju Cheddar, parut.
Tumisan Daging Giling
1/2 buah Bawang Bombay, potong sesuai selera.
4 buah Tomat, kupas kulit ari dan potong dadu.
2 sm makan Pasta tomat (boleh di skip kalo lagi ga punya :)
1 sm Olive Oil
1/2 st Oregano
Garam dan Merica, sesuai selera.

Cara: 
Tumis bawang bombay sampai layu, masukkan potongan tomat dan masak sampai tomat lembut.
Masukkan tumisan daging giling, tambahkan pasta tomat, garam, merica dan oregano.
Masak saus hingga kental, tambahkan sedikit air jika perlu.
Sajikan diatas pasta dan taburi keju.

Jumat, 15 Oktober 2010

'Kopi' dan 'Copy'

Pagi ini, aku dan suami duduk bersebelahan dengan laptop masing-masing dan dengan urusan masing-masing.
Agak menggelikan juga begitu sadar ada satu kata yang membuat aku dan suami konek dengan dua dunia yang berbeda yaitu "KOPI" dan "COPY".

Aku sedang sibuk membahas dunia per-KOPI-an di wall facebook-ku dengan beberapa teman dunia maya yang tanpa suara, tiba-tiba pagi yang senyap diramaikan dengan pembicaraan suamiku di handphone-nya membicarakan tentang berapa banyak Reel Film  yang harus di-COPY untuk pendistribusian film ke bioskop-bioskop.. KOPI.. COPY.. KOPI.. that's a cue for me untuk beranjak dari kursi dan memasak air! 

 Good morning selamat pagi, cinta! 
... sebentar ya akan kubuatkan KOPI nikmat untukmu!
Dan pagi ini ada sesuatu yang baru di meja makan, dua buah alat Coffee Drip (lebih nge-top dengan nama Vietnam Drip) yang baru kumiliki nangkring diatas sepasang cangkir punyaku dan punya suamiku.  Dan perlahan kedua cangkir terisi dengan tetesan-tetesan  kopi "Aroma" Mokka Arabika dari alat yang ku-order via online dari Coffee Shopz.

Dan obrolan kami pun berlanjut  kembali tentang duniaku dan dunia suamiku, yang sempat terhubung oleh kata-kata yang punya bunyi yang sama "KOPI" dan "COPY" , sambil menikmati wanginya aroma kopi dan sesekali terdengar sruputan nikmat.. sluuurp..gleg..ahhh!.

Sabtu, 09 Oktober 2010

Our Sweet Seventeen

How can love hold on so many years?

We are two different halves
Put together, we are one whole
In life, if there is one, then we are blessed

Every beat of my heart is yours
Everyday I pray for your soul

Maybe I don't know that much
But I know this much is true
I was blessed because I was loved by you 

No love can last unless there is the will
Years pass and love continues, stronger still

You are my soul mate
and 
I Love You

Happy 17th anniversary, honey!

Selasa, 05 Oktober 2010

Gunung Darajat Garut

Agak aneh rasanya, aku sering ke Garut tapi baru kali ini jalan-jalan ke gunung Darajat. Sudah sering dengar dan beberapa kali diajak tapi aku tidak pernah tertarik untuk pergi, mungkin karena rumah ortu yang nyaman untuk berleha-leha (nyantai) dan mungkin juga karena wangi masakan ibuku yang super duper TOP banget itu selalu memenuhi  udara dalam rumah..he3
Tapi setelah melihat pemandangan gunung Darajat, kita seperti berada di negeri diatas awan.. rasanya menyesal sekali kenapa ga dari dulu datang kesini... hamparan perkebunan yang subur, ada kawah gunung Darajat, hutan tropis dengan berbagai jenis pohonnya, merasakan kabut yang perlahan turun... ahh indah sekali.

Gunung Darajat  berada di kabupaten Garut – Jawa Barat, terletak sekitar 20 km sebelah barat Kota Garut, baru beberapa tahun ini dikembangkan menjadi obyek wisata. Akses jalan yang sudah bagus menjadikan daerah ini menjadi obyek wisata pemandian air panas alternatif selain di Cipanas-Garut.

Lapangan Uap Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Darajat adalah kerjasama Chevron Geothermal Indonesia Ltd dan Pertamina untuk ikut menopang peningkatan kebutuhan energi listrik di Indonesia. Salah satu sumber daya energi yang cukup melimpah di Indonesia adalah energi panas bumi. Sebagai negara yang banyak memiliki gunung berapi, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki sumber daya energi panas bumi dalam kapasitas yang besar. 

Pemandangan yang indah membuatku ingin rasanya tinggal disalah satu rumah di perkampungan di kaki gunung ini.

Jadi ingat film favoritku "A Walk in the Clouds" yang dibintangi si ganteng Keanu Reeves itu lho.. Jika dilihat dari bawah sana, tempatku berdiri ini akan terlihat berada di awan, dan artinya aku sedang berjalan-jalan di awan..hahahaaa..

Sejauh mata memandang warna hijau muda menyelimutin permukaan tanah, ada tanaman kentang, kol dan sayuran lainnya. Walaupun senang melihat suburnya perkebunan itu, tapi ada rasa ngeri juga melihat kondisi lahan hutan yang dibabas habis untuk lahan bercocok tanam, bahaya tanah longsor bisa saja terjadi apalagi pada saat curah hujan yang tinggi (mudah-mudahan mereka selalu waspada).

Pada saat kami melanjutkan perjalanan menuju kawah Darajat sekitar jam 11 siang terlihat halimun/ kabut mulai turun.. sedikit spooky tetapi jauh dari rasa takut, dan aku bukan anggota pencinta alam yang suka naik gunung tapi  melihat pohon-pohon di hutan lindung ini membuatku merinding kagum.. sambil terus bergumam.. weitss cakep..cakep!

Melewati gerbang penjagaan kita akan ditanya mau kemana dan ada keperluan apa, (mungkin karena kita memasuki wilayah kerja Chevron Geothermal yang sebenarnya bukan untuk umum), tapi karena obyek kawah Darajat harus melalui jalan yang sama dengan jalur kerja  PLTPB ini, maka tidak banyak kendaraan yang boleh masuk, kondisi kendaraan harus baik karena akan melewati mendakian yang lumayan tajam. Dan kita akan  dimintai biaya (Rp 10.000/mobil) oleh pihak security untuk dana pengelolaan (walaupun tidak resmi), menurut mereka ini adalah kesepakatan antara warga dengan pihak perusahaan PLTPB dalam hal pengelolaan obyek wisata kawah Darajat.

Ini adalah sebagian dari tanda-tanda keselamatan yang kita temui, tapi jangan takut karena ada penjaga yang standby di dekat area kawah dan kita juga tidak mungkin diizinkan masuk jika kondisi area kawah tidak baik.

Kemanapun kita pergi jalan-jalan tujuannya adalah untuk bersenang-senang agar kita bisa selalu mensyukuri limpahan karunia yang kita terima. Alhamdulillah, anak-anak, bapaknya anak-anak dan tentunya (aku) ibunya anak-anak juga senang..
Si Curious boy senang melihat hal-hal menarik di alam terbuka, si bapak senang bisa main RC Landy -nya, si Sweetie senang jingkrak-jingkrak di padang rumput nan luas.. dan si ibu senang melihat semuanya senang :))


Jumat, 01 Oktober 2010

Oatmeal Muffin

Rencana besok pagi mau bikin muffin, buka blog cari resepnya ternyata belum pernah diposting Oatmeal Muffin ini, padahal dulu waktu bikin sempat aku foto muffin ini :)) 

Source: Vania
BAHAN :
1 cup Oatmeal
1 cup Air Panas (mendidih)
1/2 cup Gula Pasir
1/2 cup Brown Sugar
1/2 cup Unsalted Butter
2 butir Telur
1 st Vanila
ayak:
1 cup Terigu
1 st Baking Powder
1 st Garam

CARA :
Panaskan oven 180 derajat.

Campur Oatmeal dengan air mendidih, diamkan 20 menit.

Kocok dengan mixer gula, brown sugar dan unsalted butter hingga lembut. Lalu masukkan telur satu persatu dan tambahkan vanila.

Masukkan oatmeal dan tepung, aduk seperlunya.

Tuang ke dalam loyang muffin yang telah diberi kertas cupcake.
Panggang selama 15-20 menit.


Selasa, 21 September 2010

Profil: Bu Suminten Penjual Sate Keliling

Jalan-jalan santai disekitar jl. Braga, adalah pilihan tepat saat kota Bandung dipenuhi kemacetan dimana-mana. Walaupun pertokoan masih tutup karena liburan Lebaran tapi aku menikmati suasana jalanan yang bersih dan rapi sambil melihat-lihat detail banguan-bangunan tua disepanjang jl. Braga.

Di pertengahan jl. Braga seorang penjual sate menarik perhatianku. Seorang ibu setengah baya berkain batik dan berkebaya berdandan rapi, mengayunkan kipas bambu dengan irama teratur membuat kepulan asap putih  menebarkan wangi sate yang sedang dibakar,  membuatku ingin berhenti untuk mencicipi rasa satenya. Sambil menunggu pesanan sate dibuat, kusapa beliau sambil membuka obrolan singkat.

Suminten, begitu beliau menyebut namanya ketika kutanya. 
Bu Suminten adalah penjual sate keliling disekitar jl. Braga-Bandung semenjak tahun 1975. Berasal dari daerah Solo, mencari nafkah bersama suami yang juga berasal dari Jawa, mereka membesarkan anak-anak di kota Bandung

Selama 35 tahun dan hampir setiap hari sekitar jam 4 sore beliau menjajakan sate. Bu Suminten memiliki pelanggan tetap yang rutin membeli satenya, sehingga bu Suminten selalu berusaha mempertahankan mutu dan rasa satenya agar tidak ditinggal "kabur" pelanggannya.

Punya pikiran yang sederhana, bu Suminten tidak "ngoyo" mencari keuntungan besar dan memforsir tenaga, jadi setiap hari hanya menyediakan 4 kg daging dan selalu menggunakan jumlah bumbu yang sama sehingga rasa tetap terjaga dari dulu hingga sekarang.

Selama bu Suminten berjualan keliling belum pernah diusir atau dikejar-kejar petugas penertiban kota, dan bu Suminten sangat bersyukur akan hal itu karena banyak pedagang-pedagang lain terutama yang menggunakan gerobak sering dinaikkan ke mobil patroli. Dengan modal bakul gendong yang berisi bahan-bahan dagangan yang selalu dibatasi jumlahnya dan kaleng bakaran sate yang mudah ditenteng bu Suminten selalu menjaga kebersihan tempat beliau mampir dan selalu membawa pulang sampah daganganya.


                             click here for   Full Version Video

Dengan wadah "pincuk" daun pisang, sate disajikan dengan harga Rp 7.000 per porsi dan Rp 7.500 dengan lontong.  Selain wangi sate yang menggugah selera tuangan bumbu kacang yang banyak diatasnya (dengan rasa pedas dan manis nya yang pas) sate bu Suminten terlihat menggiurkan sekali.

Bu Suminten yang berdandan rapi, ramah dan sopan dalam bertutur membuat obrolan kami tidak terasa sampai dipenghujung dan 2 porsi sate sudah habis kami nikmati. Anakku mengatakan kalau sate bu Suminten menjadi salah satu makanan favorite yang wajib dicari kalau kami berkunjung ke Bandung lagi.

Sedikit promosi: Jika anda sedang berada di jl. Braga-Bandung dan nongkrong dipinggir jalan tidak menjadi masalah cobalah Sate bu Suminten ini!

Rabu, 04 Agustus 2010

Duri Kota Kecil di Riau ( dari catatan Reuni Akbar Cendana Duri)

Dahulu Duri adalah kota kecil dikelililingi hutan Sumatera tepatnya di provinsi Riau dan lebih dikenal karena tambang minyak mentah-nya, sekarang  Duri telah berkembang pesat. Pencapaian ke kota kecil ini membutuhkan waktu 3 jam dari kota Pekanbaru dengan kendaraan, jalanan aspal-nya cukup bagus tapi sedikit memberi rasa takut ketika harus berselisihan dengan truk-truk pengangkut kayu balak dan sawit
 
  
          
Setelah lulus SMA 24 tahun yang lalu, aku dan teman-teman SMA-ku bertemu kembali di kota kecil ini untuk menghadiri acara Reuni Akbar sekolah kami. Ber-nostalgia mengingat masa kecil dan masa remaja kami, hidup di sebuah kompleks milik berusahaan minyak tempat orang tua kami bekerja.  Kehidupan yang jauh dari suasana hiruk pikuk dan kemacetan. Teman setia kami adalah panas terik matahari yang dulu tidak kami rasakan, tapi hari ini matahari rasa berjarak sejengkal dari ubun-ubun kepala. Tapi kota kecil ini tetap memberi wajah nyaman dengan semua keteraturannya...maklum kompleks perumahan perusahaan minyak ini semakin ketat menjalankan peraturan-peraturannya dibandingkan waktu dulu.

Angkatanku adalah angkatan ke 4 yang lulus dari sekolah SMA Cendana Duri, yang tahun ini merayakan 30 tahun berdirinya sekolah kami , dan Reuni Akbar  ini diadakan untuk 29 angkatan kelulusannya. CD'86 (demikian nama angkatan kami) termasuk peserta alumni  yang lumayan banyak kehadiran pesertanya.. memang angkatanku paling heboh, padahal umur sudah diatas kepala 4 semua.. tapi Alhamdulillah silaturahmi, keakraban dan kekompakkan kami masih terjaga hingga hari ini.



Bernostalgia di setiap sudut sekolahan sambil berkelakar tiada henti itulah yang kami lakukan selama 4 hari pertemuan kami. Dan bertemu dengan guru-guru yang sekarang sudah sepuh, mencium tangan mereka sembari mengucapkan terimakasih atas semua bimbingan mereka membuat dadaku dipenuhi perasaan bahagia, dan aku melihat guru-guru kamipun menatap kami dengan bangga dan bahagia.

Walaupun hidup di kota kecil di belantara hutan Sumatera, tapi kami tidak kekurangan fasilitas dan sarana rekreasi seperti yang dimiliki orang-orang di kota besar, seperti : kolam renang, lapangan golf, bowling dan lain-lain, dan Bowling adalah tempat favorite semua teman. Dulupun kami bisa nonton film di bioskop (Movie Theater) yang lumayan mewah untuk ukuran saat itu tetapi tidak ada pilihan film, hanya ada satu film yang diputar oleh perusahaan. 

Kami juga sudah makan Hamburger jauh sebelum M'c Donald masuk ke Indonesia (bahan-bahannya segar bukan frozen food dan rasa-nya jauh lebih enak!). 
Tapi makanan yang paling menyenangkan untuk semua anak Duri waktu dulu adalah makan buah nangka yang masih kecil yang disebut Cimbabal, buah ini bisa dibuat rujak bebek atau cukup dicocol garam,  sampai hari ini akupun tidak mengerti dimana letak enaknya buah nangka muda ini karena rasanya sepat/kelat.. tapi itulah kami anak Duri, sampai-sampai Icon perkumpulannya pun bergambar Cimbalal... ha ha ha

Hampir disemua kegiatan reuni selalu diisi dengan kegiatan kuliner, dan inilah sebagian makanan nostalgia aku dan teman-temanku. 
Dan dibalik makanan favorite ini, tersimpan cerita-cerita seperti :
Lontong Pical Kopelapip, adalah makanan yang biasa teman-teman beli pada saat pelajaran berjalan alias pada bolos sekolah ("cabut" istilah kami).
Soto Padang Kandis, makanan yang dapat kami nikmati setiap bis berhenti diperistirahatan (rest area) dalam perjalanan antara Pekanbaru dan Duri.
Hamburger and Coke, cemilan sore hari saat kami berenang atau hang out di Club - Swimming Pool.

Pada saat akan berpisah dengan teman-teman untuk kembali ke kota masing-masing kami mampir makan siang di Pondok Patin H. Yunus di daerah Simpang Tiga dekat dengan Bandara Sultan Syarif Kasim II, di rumah makan ini menyediakan makanan khas Riau antaranya Gulai Telur Ikan Patin, Asam Pedas Ikan Patin dan Sop Kerang Darah. Dan mereka menyediakan take away service, menu pilihan bisa jadi oleh-oleh komplit dengan packing-annya.


Perjalanan kali ini benar-benar melepaskan kerinduanku akan kota kecil yang bernama Duri, kota yang sudah kuanggap sebagai kampung halamanku karena disanalah masa kecil dan remajaku aku jalani.