Kamis, 29 Januari 2009

Padang - Reuni Wisata

Beberapa orang teman alumni yang tinggal di kota Padang merencanakan akan mengadakan acara reuni SMA angkatan-ku.
Walaupun sekolahku dulu bukan berada di Padang tapi acara reuni kali ini bertemakan Kunjungan Wisata dan Wisata Kuliner, jadi teman-teman yang berada di kota Padang mengundang aku dan teman-teman datang kesana.


Bagi kami yang dibesarkan di sebuah kompleks perumahan di perusahaan minyak di daerah Sumatra, teman-teman SMA adalah teman-teman yang tumbuh bersama mulai dari TK, SD dan SMP. Dan teman sepermainan di rumah pun mereka-mereka juga.



Setelah hampir 23 tahun tidak bertemu dan sekarang kami semua sudah forty something, uban dan kerutan sudah mulai muncul disana-sini ternyata kami menyadari kami tetap kami yang dulu, masih tertawa seperti yang dulu dan masih care satu sama lainnya bahkan lebih dari yang dulu.
Ternyata energi silaturahmi ini begitu membahagiakan, alhamdulillah!



Pesawat pertama dari Jakarta jam 6 pagi membuatku dan teman-teman tidak sempat sarapan (sebenarnya di pesawat disediakan tapi aku lebih suka men-skip-nya). Aku lebih tertarik untuk mencoba Ketupat Gulai Paku/Pakis (KGP) begitu sampai di Padang, dan ternyata benar KGP di Jl. Olo Ladong, Pantai Padang... enak bangets !!!


Sambil menunggu teman-teman yang datang dari daerah lain yang jadwal penerbangannya berbeda, kami meluncur ke Pantai Carolina, Bungus. Katanya pantai ini dulu sangat terkenal, sayang sekarang sepi pengunjung atau karena isu Tsunami akupun kurang tahu. Duduk di bawah pohon kelapa sambil menikmati kelapa muda dan kacang rebus, kami mulai bernostalgia mengingat nama teman-teman SMA dulu yang hampir banyak aku lupa.


Lunch time is coming...hari pertama jadwal makan sudah padat, rasa gundah hanya mampir sebentar karena begitu melihat makanan tersedia , jeda waktu brunch dan lunch yang terlalu dekat sudah tidak dipikirkan lagi...hahaha. Restoran Mama Restu, di Jl. Proklamasi, menghidangkan makanan rumahan ala buffet komplit dengan desert-nya dan bisa makan sepuasnya dalam waktu 1 jam, lewat dari itu akan di-charge dengan harga yang sama...glek!



Beristirahat sambil bertukar cerita di penginapan, atas jasa seorang teman kita menginap di Wisma Komplek Universitas Negeri Padang. Salah seorang guru kami ikut hadir diacara ini dan beliau sangat senang bertemu dengan bekas murid yang sekarang sudah bisa menjadi teman...she is a funky teacher! ..We love you, ibu guru :)


Malam hari di sepanjang Pantai Padang di Jl. Samudra..semerbak wangi ikan bakar memenuhi warung-warung tenda. Berbeda dengan ikan bakar dari Makassar di Padang ikan dibakar dengan bumbu yang kental dan spicy.



Hari kedua, mampir sejenak di Lembah Anai sebelum melanjutan perjalanan ke Bukit Tinggi.


Sebelum masuk kota Bukit Tinggi, kita melewati Padang Panjang yang terkenal dengan sebutan Serambi Mekkah.


Dan tidak afdol kalau tidak mampir mencicipi Sate Mak Syukur...memang lain rasanya kalau kita makan di tempat asalnya.


Taman Panorama, Bukit Tinggi terdapat Lobang Jepang , dan dari sini kita dapat melihat Ngarai Sianok yang merupakan tujuan wisata utama daerah ini.




Di taman Panorama monyet-monyet berkeliaran dan pengunjung dapat memberi mereka makanan...agak sedikit aneh karena mereka biasa diberi popcorn...ck ck ck.


Bis meluncur ke Payakumbuh membawa kami mengunjungi orang tua salah seorang teman, diusia tua mereka memilih menghabiskan masa pensiunnya di kampung halaman. Disana kami diterima dengan hangat dan disuguhi kopi dan kue-kue khas Payakumbuh.


Aku ingat waktu kecil suka makan dodol yang disebut Galamai, sebelum kembali ke Bukit Tinggi rombongan mampir membeli oleh-oleh di pabrik Utama, Galamai dan Bareh Randang, di Jl. Imam Bonjol -Payakumbuh.


Menaiki tangga di Pasar Atas kita dapat melihat-lihat barang-barang dagangan yang murah meriah, sayang kondisinya kurang teratur dan agak kotor...Kalau diperhatikan yang berdagang adalah anak-anak muda, mungkin disini seperti sekolah dagang tuk mereka...just maybe!


Setelah melewati anak-anak tangga yang lumayan bikin ngos-ngosan, kami masuk Pasar Atas yang agak padat oleh pengunjung . Setelah bertanya kanan kiri warung Nasi Kapau berhasil kami temukan. Nasi Campur atau Nasi Ramas ini memiliki rasa dan aroma makanan Padang-nya yang khas dilengkapi dengan gulai kapau yaitu sayur yang berisi kol dan sayuran lain, dan melihat cara mereka menyajikan menggunakan sendok panjang juga jadi tontonan yang menarik.



Begitu banyak warung Nasi Kapau di Pasar Atas ini, kalau dilihat semua warung punya kesamaan menu sajian jadi tidak perlu bingung untuk yang datang pertama kali. Dan jangan datang lewat waktu makan siang atau kesorean karena lauk yang tersedia tidak komplit lagi...



Karak kaliang adalah makanan kesukaanku, terbuat dari singkong berbumbu kunyit (kalau di Jawa Lanting namanya) ...walaupun agak keras tapi enak dan awet tidak cepat habis dimakannya :P



http://www.flickr.com/photos/wienwardana/3234958933/in/photostream/

Setelah perut kenyang dengan Nasi Kapau dan take action with my camera di dalam Pasar Atas, aku dan teman-teman menuju Jam Gadang yang hanya berjarak kurang dari 100 meter dari pasar. Banyak orang berkumpul di tempat yang seperti alun-alun ini. Sayang lalu lintas kendaraan tidak diatur, membuat suasana kurang nyaman dan Jam Gadang kurang terlihat monumental (mengingat jam ini termasuk peninggalan sejarah).


Satu lagi yang kudu dicoba Bika Si Mariana, di Koto Baru Padang Panjang. Kue yang terbuat dari tepung beras dan kelapa seperti kue apem or pancake tapi kue ini dibakar di dalam belanga, wangi aroma asap kayu sangat khas. Kue ini tidak enak kalau dimakan dingin jadi luangkan sedikit waktu untuk duduk disana sambil mencicipi kue bika ini...dan harus rela terkena asap yg mengepul dari jejeran tungku-tungku si Mariana..just kidding :D



Dihari ketiga sebagian teman sudah mulai pulang ke daerah masing-masing, tapi sebelumnya kami ke Pantai Gondaria,Pariaman. Pantai sepi...ya isu Tsunami lagi-lagi membuat semua pesisir selatan ini tidak berseri, walau kami pun sebenarnya rada takut juga tapi pasrah saja...tawa canda teman-teman selalu dapat memeriahkan suasana.



Makan siang di pinggir pantai dengan angin sepoi-sepoi memang nikmat, apalagi kalau makanannya lezat...Nasi Sek (with K lho !) adalah pilihan tepat di Pantai Gondaria Pariaman. Nasi yang dibungkus daun pisang pada jaman nge-top-nya dulu Nasi Sek dihargai Rp 1.000,- per bungkus. Jadi istilah Nasi Sek artinya Nasi SEribu Kenyang...



Lihatlah! Segala jenis seafood segar dimasak ala masakkan Padang. Jangan salah sangka dengan botol bir yang disediakan di atas meja, satu lagi ciri khas disini air di botol disediakan untuk cuci tangan, kita tinggal tuang dan air akan menyerap ke pasir...


3 hari dalam kebersamaan membuat aku dan teman-temanku mempunyai kesempatan untuk kembali sesaat ke masa remaja (yang kata orang masa gembira suka cita).
Sepertinya kita punya koleksi film favorit yang bisa kita tonton berulang-ulang kapan saja kita inginkan.. dan kita menikmati setiap scene-nya, walaupun kita sudah hafal
scene by scene ceritanya. Masa SMA, masa remaja, masa belajar menjadi dewasa adalah salah satu film favorit-ku yang telah diputarkan ulang oleh teman-teman baikku di acara reuni ini.
Sungguh suatu karunia berharga.
Terimakasih teman!



Wisata Kuliner dalam rekaman kameraku, selamat menikmati!


Ketupat Gulai Paku/Pakis, Pantai Padang


Salalauak, Pantai Padang

Sate Padang Mak Syukur, Padang Panjang

Lapek Bugis Mak Syukur Padang Panjang


Bareh Randang, Utama - Payakumbuh

Nasi Kapau Uni Lis, Pasar Atas - Bukit Tinggi

Nasi Sek, Gubuk Salero - Pantai Gondaria Pariaman

Bika Si Mariana, Koto Baru Padang Panjang




Selasa, 06 Januari 2009

Belitong or Belitung ? (sama saja)

Libur akhir tahun ini sungguh diluar rencanaku, yang semula aku dan keluarga hanya akan diam di rumah dan hanya akan keliling di sekitar Jakarta saja. Tapi kebetulan adik ipar mengajak libur bareng dengan keluarganya dan keluarga kakak iparku.
Tujuannya adalah pulau Belitung dengan tema "Tour Laskar Pelangi", kami akan mengunjungi lokasi-lokasi shooting film Laskar Pelangi.



Belitong demikian orang asli sana menyebut pulau mereka, terbagi atas Belitung Timur dan Belitung Barat. Aku liat di peta ukurannya tidak jauh beda dengan Bali. Belitung memiliki pantai-pantai yang indah dan kota yang bersih, pantas saja kalo mereka mendapatkan penghargaan "Adipura".


Walaupun ada perubahan jadwal keberangkatan, pesawat yang harusnya pagi hari dirubah menjadi sore karena keadaan cuaca yang buruk, begitu perusahaan penerbangan mengabari sehari sebelum keberangkatan. Padahal aku check di internet, BMG (Badan Meteorologi Geofisika) memperkirakan cuaca akan cerah...tapi hari gini banyak orang tidak percaya mereka lagi (it's too bad). Itinerary-pun berubah, berarti jadwal akan menjadi padat tapi untung anak-anakku tetap ceria.


Karena tiba di Belitung sudah malam , kami hanya punya waktu untuk makan malam dan check-in Hotel (dengan rate Rp 500ribu/malam) di daerah Tanjung Pandan dan langsung istirahat.
Pagi harinya kami mulai perjalanan dengan jalan kaki untuk mencari sarapan ala warung kopi.



Di sudut Jl. Siburik, Tanjung Pandan terdapat warung kopi yang menarik karena tungku untuk memasak air berada di luar jendela. Warung kopi sederhana ini menjual kopi yang enak sekali. Warung dipenuhi oleh bapak-bapak yang sedang menikmati kopi pagi mereka dengan asap rokok yang mengepul lumayan menyesakkan, tapi begitu rombongan kami dengan 4 orang anak-anak memasuki warung ini dengan perlahan mereka pindah ke teras luar. (dengan senyuman kuucapkan terimakasih dalam hatiku).


Anak laki-lakikupun tidak mau ketinggalan untuk mencoba kopi susu yang mempunyai rasa dan aroma yang benar-benar lezat, dengan kekentalan dan rasa manis yang pas. Menurut pemilik warung, biji kopi dikirim dari luar Belitung (darimana pastinya menjadi rahasia pemilik). Dan air dimasak pakai arang kayu, sehingga aroma asap di air menambah aroma enak di kopi.


Setelah sarapan, perjalanan dilanjutkan dengan melihat-lihat daerah Pecinan disekitar Pelabuhan Tanjung Pandan. Tapi sayang hujan rintik-rintik menghalangi keasikkan kami, dengan berat hati kami kembali ke arah hotel untuk menunggu jemputan mobil sewaan (yang disewa +/- Rp 350ribu/hari).


Hari ini tujuan ke Manggar, daerah sebelah timur Belitung +/- 1 jam perjalanan dengan mobil dari Tanjung Pandan . Perjalanan lancar dan nyaman sekali karena selain mobil sewaan masih baru hampir semua jalan di Belitung ber-aspal mulus.
Sepertinya Manggar adalah pusat perdagangan wilayah timur Belitung.


Di persimpangan jalan (terus terang aku lupa mencatat nama-nama jalan di kota kecil ini) di dekat lampu merah masih berdiri mail box peninggalan jaman Belanda. Jika adik iparku tidak memberitahu, tidak ada diantara kami yang melihat keberadaan benda yang bersejarah ini.


Berhubung perjalanan ini bersama anak-anak, toko kelontong yang menjual mainan adalah toko yang paling menarik untuk didatangi. Walaupun mainan-mainan plastik dan model-model sudah ketinggalan jaman ternyata tetap mempunyai daya tarik.



Sambil menunggu para orang tua yang sibuk jepret sana jepret sini dengan camera masing-masing, anak-anak menemukan tempat untuk duduk santai. Liatlah betapa bersihnya kota kecil ini, tidak terlihat sampah di jalanannya.

Alarm lapar sudah berbunyi, terlihat dari muka anak-anakku. Tapi celaka duabelas or tigabelas..hikkk, hari itu adalah hari Natal restoran Mie yang kami datangi tutup. Alamak..dan perbekalan snacks-pun menjadi andalan!



Adik iparku langsung menghubungi restoran di Gantung...mereka buka dan kami memutuskan segera menuju ke Gantung (Gantong), kira-kira 15 menit dari Manggar. Sepanjang jalan anakku bertanya ke supir..."masih jauh ga ,bang?"

* Jalan ini adalah lokasi shooting film Laskar Pelangi adegan festival lomba tari.


Setelah perut terpuaskan dengan menu lezat ikan kakap dan ayam goreng di restoran Mitra Sari-Gantung, kami mengunjungi sebuah rumah kayu yang asri yang dihuni oleh sepasang suami istri separuh baya dengan anak-anak dan cucu-cucu mereka.
Mereka dengan ramah mempersilahkan kami masuk melihat-lihat isi rumah yang menurut mereka tidak pernah mereka ganti tata letaknya semenjak dipakai untuk shooting film.


*Lokasi shooting rumah bu guru Mus.


Ini adalah sekolah tua yang dibangun khusus untuk film Laskar Pelangi, kayu-kayunya diambil dari bangunan-bangunan tua di daerah Belitung.
Setelah selesai shooting bangunan ini tidak dirobohkan dan menjadi objek wisata, tetapi kondisinya mungkin tidak akan bertahan lama. Dan dianjurkan untuk tidak mendekati bangunan ini terlalu dekat.



Dalam perjalanan kembali ke daerah bagian barat Belitung yaitu menuju Pantai Bukit Berahu, kami berhenti sejenak di daratan rata (savana) , kalau tidak salah di Kampong Selinsing. Belitung terkenal dengan daerah tambang-tambang pribadi semenjak PN Timah ditutup.


Karena hujan yang tidak berhenti turun dari siang, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan. Tapi melihat muka sedihnya anak-anak tidak bisa bermain di pantai tidak tega juga, akhirnya kami berhenti sebentar di Pantai Pendam dengan syarat tidak nyebur ke air dan topi tidak boleh dilepas..bakal repot deh kalau ada yang sakit!.


Kids gembira sekali karena baru sekali ini ke pantai yang masih banyak kerangnya, masing-masing sibuk mengumpulkan kerang untuk dibawa pulang :)


Today is a beach day...everybody lets have some fun!!!


Berenang sepuasnya di Pantai Tanjung Tinggi, dari bagian pantai yang berbatu-batu besar sampai pindah ke bagian pantai yang berpasir putih.
Kami habiskan waktu seharian disini.
Makan siang di warung-warung pinggir pantai dengan menu seafood, selama di Belitung menu pilihan kami hanya ikan-ikanan, specially Gangan (masakan khas Belitung)
yaitu ikan yang dimasak dengan nenas dan rasanya antara perpaduan asam pedas dengan pindang ...rasanya pedas sekali. Disetiap restoran memiliki rasa Gangan yang berbeda-beda.


Walaupun tidak tampak pelangi hari itu seperti di film Laskar Pelangi, tapi kegembiraan kami tidak kurang sedikitpun.

*Lokasi adegan Laskar Pelangi melihat Pelangi.


Anakku buah hatiku yang selalu bergaya di depan kamera.
Hari ini ditutup dengan sesi pemotretan sebanyak-banyaknya...jepret...jepret.



Pagi terakhir di pulau Belitung, langit mendung.
Kids saying goodbye to the sea and make a wish to come back again!
...and next time akan menyeberang kebeberapa pulau kecil yang kata teman-teman kudu dikunjungi, tentunya bukan di musim hujan lagi :)


Tips perjalanan ke Belitung:
Bawa teman main (boneka, nitendo DS, yo-yo, buku skets atau apapun itu), karena hampir di semua restoran makanan akan sangat lama disajikannya.


Kembali memakai sepatu setelah 3 hari memakai sandal jepit, ...Suamiku sayang, terimakasih atas perjalanan yang menyenangkan ini!