Selasa, 06 Januari 2009

Belitong or Belitung ? (sama saja)

Libur akhir tahun ini sungguh diluar rencanaku, yang semula aku dan keluarga hanya akan diam di rumah dan hanya akan keliling di sekitar Jakarta saja. Tapi kebetulan adik ipar mengajak libur bareng dengan keluarganya dan keluarga kakak iparku.
Tujuannya adalah pulau Belitung dengan tema "Tour Laskar Pelangi", kami akan mengunjungi lokasi-lokasi shooting film Laskar Pelangi.



Belitong demikian orang asli sana menyebut pulau mereka, terbagi atas Belitung Timur dan Belitung Barat. Aku liat di peta ukurannya tidak jauh beda dengan Bali. Belitung memiliki pantai-pantai yang indah dan kota yang bersih, pantas saja kalo mereka mendapatkan penghargaan "Adipura".


Walaupun ada perubahan jadwal keberangkatan, pesawat yang harusnya pagi hari dirubah menjadi sore karena keadaan cuaca yang buruk, begitu perusahaan penerbangan mengabari sehari sebelum keberangkatan. Padahal aku check di internet, BMG (Badan Meteorologi Geofisika) memperkirakan cuaca akan cerah...tapi hari gini banyak orang tidak percaya mereka lagi (it's too bad). Itinerary-pun berubah, berarti jadwal akan menjadi padat tapi untung anak-anakku tetap ceria.


Karena tiba di Belitung sudah malam , kami hanya punya waktu untuk makan malam dan check-in Hotel (dengan rate Rp 500ribu/malam) di daerah Tanjung Pandan dan langsung istirahat.
Pagi harinya kami mulai perjalanan dengan jalan kaki untuk mencari sarapan ala warung kopi.



Di sudut Jl. Siburik, Tanjung Pandan terdapat warung kopi yang menarik karena tungku untuk memasak air berada di luar jendela. Warung kopi sederhana ini menjual kopi yang enak sekali. Warung dipenuhi oleh bapak-bapak yang sedang menikmati kopi pagi mereka dengan asap rokok yang mengepul lumayan menyesakkan, tapi begitu rombongan kami dengan 4 orang anak-anak memasuki warung ini dengan perlahan mereka pindah ke teras luar. (dengan senyuman kuucapkan terimakasih dalam hatiku).


Anak laki-lakikupun tidak mau ketinggalan untuk mencoba kopi susu yang mempunyai rasa dan aroma yang benar-benar lezat, dengan kekentalan dan rasa manis yang pas. Menurut pemilik warung, biji kopi dikirim dari luar Belitung (darimana pastinya menjadi rahasia pemilik). Dan air dimasak pakai arang kayu, sehingga aroma asap di air menambah aroma enak di kopi.


Setelah sarapan, perjalanan dilanjutkan dengan melihat-lihat daerah Pecinan disekitar Pelabuhan Tanjung Pandan. Tapi sayang hujan rintik-rintik menghalangi keasikkan kami, dengan berat hati kami kembali ke arah hotel untuk menunggu jemputan mobil sewaan (yang disewa +/- Rp 350ribu/hari).


Hari ini tujuan ke Manggar, daerah sebelah timur Belitung +/- 1 jam perjalanan dengan mobil dari Tanjung Pandan . Perjalanan lancar dan nyaman sekali karena selain mobil sewaan masih baru hampir semua jalan di Belitung ber-aspal mulus.
Sepertinya Manggar adalah pusat perdagangan wilayah timur Belitung.


Di persimpangan jalan (terus terang aku lupa mencatat nama-nama jalan di kota kecil ini) di dekat lampu merah masih berdiri mail box peninggalan jaman Belanda. Jika adik iparku tidak memberitahu, tidak ada diantara kami yang melihat keberadaan benda yang bersejarah ini.


Berhubung perjalanan ini bersama anak-anak, toko kelontong yang menjual mainan adalah toko yang paling menarik untuk didatangi. Walaupun mainan-mainan plastik dan model-model sudah ketinggalan jaman ternyata tetap mempunyai daya tarik.



Sambil menunggu para orang tua yang sibuk jepret sana jepret sini dengan camera masing-masing, anak-anak menemukan tempat untuk duduk santai. Liatlah betapa bersihnya kota kecil ini, tidak terlihat sampah di jalanannya.

Alarm lapar sudah berbunyi, terlihat dari muka anak-anakku. Tapi celaka duabelas or tigabelas..hikkk, hari itu adalah hari Natal restoran Mie yang kami datangi tutup. Alamak..dan perbekalan snacks-pun menjadi andalan!



Adik iparku langsung menghubungi restoran di Gantung...mereka buka dan kami memutuskan segera menuju ke Gantung (Gantong), kira-kira 15 menit dari Manggar. Sepanjang jalan anakku bertanya ke supir..."masih jauh ga ,bang?"

* Jalan ini adalah lokasi shooting film Laskar Pelangi adegan festival lomba tari.


Setelah perut terpuaskan dengan menu lezat ikan kakap dan ayam goreng di restoran Mitra Sari-Gantung, kami mengunjungi sebuah rumah kayu yang asri yang dihuni oleh sepasang suami istri separuh baya dengan anak-anak dan cucu-cucu mereka.
Mereka dengan ramah mempersilahkan kami masuk melihat-lihat isi rumah yang menurut mereka tidak pernah mereka ganti tata letaknya semenjak dipakai untuk shooting film.


*Lokasi shooting rumah bu guru Mus.


Ini adalah sekolah tua yang dibangun khusus untuk film Laskar Pelangi, kayu-kayunya diambil dari bangunan-bangunan tua di daerah Belitung.
Setelah selesai shooting bangunan ini tidak dirobohkan dan menjadi objek wisata, tetapi kondisinya mungkin tidak akan bertahan lama. Dan dianjurkan untuk tidak mendekati bangunan ini terlalu dekat.



Dalam perjalanan kembali ke daerah bagian barat Belitung yaitu menuju Pantai Bukit Berahu, kami berhenti sejenak di daratan rata (savana) , kalau tidak salah di Kampong Selinsing. Belitung terkenal dengan daerah tambang-tambang pribadi semenjak PN Timah ditutup.


Karena hujan yang tidak berhenti turun dari siang, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan. Tapi melihat muka sedihnya anak-anak tidak bisa bermain di pantai tidak tega juga, akhirnya kami berhenti sebentar di Pantai Pendam dengan syarat tidak nyebur ke air dan topi tidak boleh dilepas..bakal repot deh kalau ada yang sakit!.


Kids gembira sekali karena baru sekali ini ke pantai yang masih banyak kerangnya, masing-masing sibuk mengumpulkan kerang untuk dibawa pulang :)


Today is a beach day...everybody lets have some fun!!!


Berenang sepuasnya di Pantai Tanjung Tinggi, dari bagian pantai yang berbatu-batu besar sampai pindah ke bagian pantai yang berpasir putih.
Kami habiskan waktu seharian disini.
Makan siang di warung-warung pinggir pantai dengan menu seafood, selama di Belitung menu pilihan kami hanya ikan-ikanan, specially Gangan (masakan khas Belitung)
yaitu ikan yang dimasak dengan nenas dan rasanya antara perpaduan asam pedas dengan pindang ...rasanya pedas sekali. Disetiap restoran memiliki rasa Gangan yang berbeda-beda.


Walaupun tidak tampak pelangi hari itu seperti di film Laskar Pelangi, tapi kegembiraan kami tidak kurang sedikitpun.

*Lokasi adegan Laskar Pelangi melihat Pelangi.


Anakku buah hatiku yang selalu bergaya di depan kamera.
Hari ini ditutup dengan sesi pemotretan sebanyak-banyaknya...jepret...jepret.



Pagi terakhir di pulau Belitung, langit mendung.
Kids saying goodbye to the sea and make a wish to come back again!
...and next time akan menyeberang kebeberapa pulau kecil yang kata teman-teman kudu dikunjungi, tentunya bukan di musim hujan lagi :)


Tips perjalanan ke Belitung:
Bawa teman main (boneka, nitendo DS, yo-yo, buku skets atau apapun itu), karena hampir di semua restoran makanan akan sangat lama disajikannya.


Kembali memakai sepatu setelah 3 hari memakai sandal jepit, ...Suamiku sayang, terimakasih atas perjalanan yang menyenangkan ini!



6 komentar:

CeCe RaRa mengatakan...

Heum..
jadi terobati skali kangen dg belitung setelah melihat2 foto2nya..
heum...
klo bs tolong fotoin SD REgina Pacis sama museumnya dong..
yang deket tanjung pendam..
hehe

galuh mengatakan...

kereenn...!! fotonya juga keren2..!! thanks ya, Wien :) rencana akhir bulan gw mau kesana niy..

Eaz Eryanda mengatakan...

bloggwalkingg..... ^^

februari mau ke belitong...
gembel style tapi mbak ^^

wienblog mengatakan...

dear Eaz,
backpacker-an lebih asik! Waktu kesana lg tanpa anak2 aku jg gembel style :)

Eaz Eryanda mengatakan...

doain yaa mbak.....

mau naek kapal laut neh...

bawa nominal satu juta ..^^

smoga balik lagy ke jakarta T,T

eLFiRa aRisanti mengatakan...

Love it :)
kerenkeren fotonya