Beberapa orang teman alumni yang tinggal di kota Padang merencanakan akan mengadakan acara reuni SMA angkatan-ku.
Walaupun sekolahku dulu bukan berada di Padang tapi acara reuni kali ini bertemakan Kunjungan Wisata dan Wisata Kuliner, jadi teman-teman yang berada di kota Padang mengundang aku dan teman-teman datang kesana.
Walaupun sekolahku dulu bukan berada di Padang tapi acara reuni kali ini bertemakan Kunjungan Wisata dan Wisata Kuliner, jadi teman-teman yang berada di kota Padang mengundang aku dan teman-teman datang kesana.
Bagi kami yang dibesarkan di sebuah kompleks perumahan di perusahaan minyak di daerah Sumatra, teman-teman SMA adalah teman-teman yang tumbuh bersama mulai dari TK, SD dan SMP. Dan teman sepermainan di rumah pun mereka-mereka juga.
Setelah hampir 23 tahun tidak bertemu dan sekarang kami semua sudah forty something, uban dan kerutan sudah mulai muncul disana-sini ternyata kami menyadari kami tetap kami yang dulu, masih tertawa seperti yang dulu dan masih care satu sama lainnya bahkan lebih dari yang dulu.
Ternyata energi silaturahmi ini begitu membahagiakan, alhamdulillah!
Ternyata energi silaturahmi ini begitu membahagiakan, alhamdulillah!
Pesawat pertama dari Jakarta jam 6 pagi membuatku dan teman-teman tidak sempat sarapan (sebenarnya di pesawat disediakan tapi aku lebih suka men-skip-nya). Aku lebih tertarik untuk mencoba Ketupat Gulai Paku/Pakis (KGP) begitu sampai di Padang, dan ternyata benar KGP di Jl. Olo Ladong, Pantai Padang... enak bangets !!!
Sambil menunggu teman-teman yang datang dari daerah lain yang jadwal penerbangannya berbeda, kami meluncur ke Pantai Carolina, Bungus. Katanya pantai ini dulu sangat terkenal, sayang sekarang sepi pengunjung atau karena isu Tsunami akupun kurang tahu. Duduk di bawah pohon kelapa sambil menikmati kelapa muda dan kacang rebus, kami mulai bernostalgia mengingat nama teman-teman SMA dulu yang hampir banyak aku lupa.
Malam hari di sepanjang Pantai Padang di Jl. Samudra..semerbak wangi ikan bakar memenuhi warung-warung tenda. Berbeda dengan ikan bakar dari Makassar di Padang ikan dibakar dengan bumbu yang kental dan spicy.
Lunch time is coming...hari pertama jadwal makan sudah padat, rasa gundah hanya mampir sebentar karena begitu melihat makanan tersedia , jeda waktu brunch dan lunch yang terlalu dekat sudah tidak dipikirkan lagi...hahaha. Restoran Mama Restu, di Jl. Proklamasi, menghidangkan makanan rumahan ala buffet komplit dengan desert-nya dan bisa makan sepuasnya dalam waktu 1 jam, lewat dari itu akan di-charge dengan harga yang sama...glek!
Beristirahat sambil bertukar cerita di penginapan, atas jasa seorang teman kita menginap di Wisma Komplek Universitas Negeri Padang. Salah seorang guru kami ikut hadir diacara ini dan beliau sangat senang bertemu dengan bekas murid yang sekarang sudah bisa menjadi teman...she is a funky teacher! ..We love you, ibu guru :)
Malam hari di sepanjang Pantai Padang di Jl. Samudra..semerbak wangi ikan bakar memenuhi warung-warung tenda. Berbeda dengan ikan bakar dari Makassar di Padang ikan dibakar dengan bumbu yang kental dan spicy.
Sebelum masuk kota Bukit Tinggi, kita melewati Padang Panjang yang terkenal dengan sebutan Serambi Mekkah.
Dan tidak afdol kalau tidak mampir mencicipi Sate Mak Syukur...memang lain rasanya kalau kita makan di tempat asalnya.
Taman Panorama, Bukit Tinggi terdapat Lobang Jepang , dan dari sini kita dapat melihat Ngarai Sianok yang merupakan tujuan wisata utama daerah ini.
Di taman Panorama monyet-monyet berkeliaran dan pengunjung dapat memberi mereka makanan...agak sedikit aneh karena mereka biasa diberi popcorn...ck ck ck.
Bis meluncur ke Payakumbuh membawa kami mengunjungi orang tua salah seorang teman, diusia tua mereka memilih menghabiskan masa pensiunnya di kampung halaman. Disana kami diterima dengan hangat dan disuguhi kopi dan kue-kue khas Payakumbuh.
Aku ingat waktu kecil suka makan dodol yang disebut Galamai, sebelum kembali ke Bukit Tinggi rombongan mampir membeli oleh-oleh di pabrik Utama, Galamai dan Bareh Randang, di Jl. Imam Bonjol -Payakumbuh.
Menaiki tangga di Pasar Atas kita dapat melihat-lihat barang-barang dagangan yang murah meriah, sayang kondisinya kurang teratur dan agak kotor...Kalau diperhatikan yang berdagang adalah anak-anak muda, mungkin disini seperti sekolah dagang tuk mereka...just maybe!
Setelah melewati anak-anak tangga yang lumayan bikin ngos-ngosan, kami masuk Pasar Atas yang agak padat oleh pengunjung . Setelah bertanya kanan kiri warung Nasi Kapau berhasil kami temukan. Nasi Campur atau Nasi Ramas ini memiliki rasa dan aroma makanan Padang-nya yang khas dilengkapi dengan gulai kapau yaitu sayur yang berisi kol dan sayuran lain, dan melihat cara mereka menyajikan menggunakan sendok panjang juga jadi tontonan yang menarik.
Begitu banyak warung Nasi Kapau di Pasar Atas ini, kalau dilihat semua warung punya kesamaan menu sajian jadi tidak perlu bingung untuk yang datang pertama kali. Dan jangan datang lewat waktu makan siang atau kesorean karena lauk yang tersedia tidak komplit lagi...
Karak kaliang adalah makanan kesukaanku, terbuat dari singkong berbumbu kunyit (kalau di Jawa Lanting namanya) ...walaupun agak keras tapi enak dan awet tidak cepat habis dimakannya :P
Setelah perut kenyang dengan Nasi Kapau dan take action with my camera di dalam Pasar Atas, aku dan teman-teman menuju Jam Gadang yang hanya berjarak kurang dari 100 meter dari pasar. Banyak orang berkumpul di tempat yang seperti alun-alun ini. Sayang lalu lintas kendaraan tidak diatur, membuat suasana kurang nyaman dan Jam Gadang kurang terlihat monumental (mengingat jam ini termasuk peninggalan sejarah).
Satu lagi yang kudu dicoba Bika Si Mariana, di Koto Baru Padang Panjang. Kue yang terbuat dari tepung beras dan kelapa seperti kue apem or pancake tapi kue ini dibakar di dalam belanga, wangi aroma asap kayu sangat khas. Kue ini tidak enak kalau dimakan dingin jadi luangkan sedikit waktu untuk duduk disana sambil mencicipi kue bika ini...dan harus rela terkena asap yg mengepul dari jejeran tungku-tungku si Mariana..just kidding :D
Dihari ketiga sebagian teman sudah mulai pulang ke daerah masing-masing, tapi sebelumnya kami ke Pantai Gondaria,Pariaman. Pantai sepi...ya isu Tsunami lagi-lagi membuat semua pesisir selatan ini tidak berseri, walau kami pun sebenarnya rada takut juga tapi pasrah saja...tawa canda teman-teman selalu dapat memeriahkan suasana.
Makan siang di pinggir pantai dengan angin sepoi-sepoi memang nikmat, apalagi kalau makanannya lezat...Nasi Sek (with K lho !) adalah pilihan tepat di Pantai Gondaria Pariaman. Nasi yang dibungkus daun pisang pada jaman nge-top-nya dulu Nasi Sek dihargai Rp 1.000,- per bungkus. Jadi istilah Nasi Sek artinya Nasi SEribu Kenyang...
Lihatlah! Segala jenis seafood segar dimasak ala masakkan Padang. Jangan salah sangka dengan botol bir yang disediakan di atas meja, satu lagi ciri khas disini air di botol disediakan untuk cuci tangan, kita tinggal tuang dan air akan menyerap ke pasir...
3 hari dalam kebersamaan membuat aku dan teman-temanku mempunyai kesempatan untuk kembali sesaat ke masa remaja (yang kata orang masa gembira suka cita).
Sepertinya kita punya koleksi film favorit yang bisa kita tonton berulang-ulang kapan saja kita inginkan.. dan kita menikmati setiap scene-nya, walaupun kita sudah hafal scene by scene ceritanya. Masa SMA, masa remaja, masa belajar menjadi dewasa adalah salah satu film favorit-ku yang telah diputarkan ulang oleh teman-teman baikku di acara reuni ini.
Sungguh suatu karunia berharga. Terimakasih teman!
Sepertinya kita punya koleksi film favorit yang bisa kita tonton berulang-ulang kapan saja kita inginkan.. dan kita menikmati setiap scene-nya, walaupun kita sudah hafal scene by scene ceritanya. Masa SMA, masa remaja, masa belajar menjadi dewasa adalah salah satu film favorit-ku yang telah diputarkan ulang oleh teman-teman baikku di acara reuni ini.
Sungguh suatu karunia berharga. Terimakasih teman!
Wisata Kuliner dalam rekaman kameraku, selamat menikmati!