Pemanasan Global (Global Warming) telah menjadi ancaman bersama di seluruh dunia. Sebetulnya buat apa sih di ributkan!..Toh kehidupan akhirnya akan berakhir juga. Itu jawaban sinis dari orang-orang yang tidak mau memanfaatkan kehidupan yang dia miliki sekarang untuk melakukan suatu perbaikkan untuk kehidupan mendatang...lanjutan kehidupan kita oleh anak cucu kita.
Selain diri kita sendiri anak adalah pihak yang merasakan akibat dari Global Warming tersebut.
Global Warming mengakibatkan terjadinya bencana alam yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang buruk , seperti banjir dan kebakaran dapat mengakibatkan stres pada anak, bahkan menjadi trauma karena kehilangan keluarga,teman dan rumah,atau mengalami luka karenanya.
Dan memanasnya suhu udara dapat mempengaruhi kondisi emosi seseorang sehingga anak menjadi lebih mudah marah, cenderung agresif atau merusak dibandingkan dengan orang yang tinggal di lingkungan yang nyaman.
Selain itu, cuaca yang tak menentu mengakibatkan panas luar bisa yang dapat menyebabkan gagal panen. Lalu akan muncul kelaparan dan malnutrisi serta penyakit. Ini jelas akan menghambat anak dalam memperoleh pendidikan.
Tetapi ternyata ada juga pengaruh positif dari peristiwa ini. Efek global warming yang meresahkan justru bisa digunakan sebagai fenomena yang mendorong kita untuk mendidik anak-anak lebih peka, bertanggung jawab, dan termotivasi untuk menjaga lingkungan dan bumi.
Juga mengajarkan cara hidup yang bisa menumbuhkan rasa sayang anak terhadap bumi. Seperti mengajarkan untuk mematikan lampu yang tidak digunakan dan menyalakan AC hanya jika diperlukan. Dan menggunakan kantung kain daripada kantung plastik, menghemat penggunaan kertas, mempelajari cara mendaur ulang kertas secara sederhana, membawa botol air sendiri daripada membeli botol air plastik yang baru, dan menggunakan kain daripada tisu.
Jadi untuk menghindari pengaruh negatif Global Warming terhadap psikologis anak dampingilah anak untuk selalu melakukan hal-hal positif terhadap alam ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar