Minggu, 17 Februari 2008

QUALITY TIME


Tadi siang di hari Minggu ini, mendengar suara genjreng-genjreng gitar anakku dan suara gedebak-gedebuk drum suamiku membuat hatiku bahagia, telingaku menikmati lagu-lagu Nidji yang mereka mainkan walaupun volume-nya maximal . Dan sepertinya suara musik mereka terdengar oleh tetangga sekitar rumahku...mudah-mudahan tetangga-ku menikmatinya juga.

Sering kita dengar orang berteori tentang kebersamaan orang tua dengan anak-anak “Yang penting adalah Quality bukan Quantity”. Mungkin kadang untuk sebagian orang hal ini terdengar seperti pembelaan diri atas kesibukan extra mereka.

Aku dan suami adalah orang yang mendukung teori “Yang penting adalah Quality bukan Quantity”... walaupun tidak 100% , karena keberadaan kita didekat mereka tetap sangat anak-anak butuhkan. Berangkat pagi dan pulang malam, badan capek terkadang ingin langsung istirahat atau anak-anak sudah tidur duluan sebelum kita sampai rumah adalah kejadian yang sering dialami orangtua yang bekerja penuh waktu yang kantor dan rumah berjarak jauh.

Karena kami merasa anak-anak membutuhkan Quality dan Quantity Time, maka aku dan suami berbagi tugas Quantity time adalalah bagianku Quality time bagian suamiku. Bukan berarti kebersamaanku dengan anak-anak tidak berkualitas dan bukan juga menjadikan suamiku tidak meluangkan cukup waktu untuk anak-anak. Suamiku adalah seorang pekerja yang super sibuk, dan juga punya kegiatan lain yang padat. Tapi itu tidak menjadi ganjalan untukku karena dari awal pernikahan suamiku sudah seperti itu...aku punya sebutan untuknya “Manusia kreatif yang super aktif”.

Dulu sewaktu anak pertama kami masih bayi, karena pekerjaan suamiku tidak memungkinkan untuk pulang ke rumah, jadi aku dan anakku yang datang ke kantor bahkan kadang sampai menginap , tidur di sofa yang ada di ruang kerja suamiku. Selain aku pribadi sering merindukan dia, yang pasti dia juga merindukan anak & istri-nya.

Setelah lahir anak kedua aku tidak pernah melakukan itu lagi, maksudku tidur di sofa kantor. Tapi kami sering menemani suamiku bekerja sampai malam di kantor-nya, anak-anak selalu membawa mainan mereka dan suamiku akan ikut bermain bersama disela-sela pekerjaannya. Jika anak-anak sudah mengantuk kami akan pulang bertiga karena suamiku tetap harus melanjutkan pekerjaannya.

Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat, anak-anakku sudah mulai besar, mereka mulai punya kegiatan lain selain kegiatan sekolah...sekarang gantian suamiku yang ingin selalu ikutan dan menemani anak-anak dalam kegiatan mereka...efek timbal balik terjadi , apakah ini karena Quality dan Quantity kebersamaan semenjak anak-anak kecil ??? Ya, mungkin saja....
Dan aku sebagai ibu berharap keberadaanku di dekat mereka dapat memberi arti yang baik buat perkembangan mereka.



1 komentar:

MoRiza mengatakan...

Anak saya juga mbanguninnya pake genjrang genjring ala Guitar Hero...