Lebih dari 50 tahun yang lalu, pada awal perusahaan asing Caltex membuka explorasi-nya di wilayah Sumatra Mbah Buyut-ku sudah menjadi pegawai di perusahaan tersebut. Beliau memboyong seluruh keluarga dari tanah Jawa kesana, termasuk Ibuku dan Mbah-ku (ibu dari ibuku).
Generasiku lahir di tanah Sumatra di sebuah daerah kecil di daerah Rumbai-Pekanbaru yang bernama Bedeng. Disebut Bedeng mungkin karena daerah ini menjadi gudang Belanda pada jaman dulunya...mungkin lho!
Generasiku lahir di tanah Sumatra di sebuah daerah kecil di daerah Rumbai-Pekanbaru yang bernama Bedeng. Disebut Bedeng mungkin karena daerah ini menjadi gudang Belanda pada jaman dulunya...mungkin lho!
Foto ini diambil awal tahun 1969, duduk di tengah mbah Kakung dan mbah Putri diapit oleh kakak sepupu dan abangku, aku digendong Bapakku (paling kanan) dan ibuku menggendong adik perempuanku.
Mbah Samingoen yang biasa kami panggil Mbah Kakung adalah seorang pria berdarah Bugis yang berperawakan tinggi besar, sangat ramah dan penyayang. Hobby-nya setiap hari membaca majalah Mangle (majalah berbahasa Sunda) padahal beliau tidak ada turunan Sunda-nya.
Mbah Putri adalah seorang wanita Jawa yang gesit, kuat dan pintar, terbukti walaupun bersuamikan Mbah Kakung yang berpenghasilan lumayan, beliau tetap memiliki usaha sendiri. Kiriman kain-kain panjang dari Jawa dalam waktu singkat biasanya habis terjual dengan cepat. Jarak berkilo-kilo ditempuh dengan berjalan kaki, ketika menemui teman-teman beliau. Lingkup pergaulan beliau sangat luas diantara para istri pegawai perusahaan.
Pertengahan tahun 1965, bapak dan ibuku menikah di tanah Sumatra.
Akang Kasep dari tanah Sunda mempersunting mbak Ayu dari tanah Jawa.
Akang Kasep dari tanah Sunda mempersunting mbak Ayu dari tanah Jawa.
My big brother, me, my little sister and my little brother.
Note:
I miss Bedeng a lot!
Panggilan mbah Putri menawarkan sekepal kerak nasi yg ditaburi garam.
Bau bakaran sampah daun.
Suara ibu-ibu yang belanja pagi di warung Uda di sebelah rumah.
Pipa hitam di depan rumah Mbah tempat anak-anak bermain di dekat pohon kersen.
Dan halaman belakang rumah ibuku yg ditumbuhi 3 pohon rambutan, 2 pohon kelapa dan 1 pohon cengkeh, tempat aku dan saudaraku setiap hari bermain rumah-rumahan.
Mengingat ini semua membuatku merindukan suasana itu kembali.
Sekarang Bedeng mungkin tidak seperti dulu...mungkin semua sudah berubah, sudah lama sekali aku tidak kesana... lama sekali :(
I miss Bedeng a lot!
Panggilan mbah Putri menawarkan sekepal kerak nasi yg ditaburi garam.
Bau bakaran sampah daun.
Suara ibu-ibu yang belanja pagi di warung Uda di sebelah rumah.
Pipa hitam di depan rumah Mbah tempat anak-anak bermain di dekat pohon kersen.
Dan halaman belakang rumah ibuku yg ditumbuhi 3 pohon rambutan, 2 pohon kelapa dan 1 pohon cengkeh, tempat aku dan saudaraku setiap hari bermain rumah-rumahan.
Mengingat ini semua membuatku merindukan suasana itu kembali.
Sekarang Bedeng mungkin tidak seperti dulu...mungkin semua sudah berubah, sudah lama sekali aku tidak kesana... lama sekali :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar